Kerikil dalam Sepatu


Oleh Achmad Siddik Thoha

Seorang pendaki gunung ternama sedang memimpin tim pendakian menuju salah satu puncak gunung tertinggi di dunia. Dia membawa banyak sekali peralatan agar segala hal buruk bisa ditangani. Dia terkenal sangat teliti dan matang dalam menyiapkan bekal dan segala antisipasi yang akan terjadi selama pendakian.  
Perjalanan baru menempuh setengah jarak dari kaki gunung. Tiba-tiba sang ketua tim merasakan ada sesuatu yang mengganjal di dalam sepatunya. Sesuatu yang terasa menggelikan namun sedikit mengganggu kenyamanan kakinya saat memijak bumi.
“Ah, hanya kerikil kecil.” Bisiknya dalam hati. 
Ia tak mempedulikan kerikil yang terus bergerak bebas menekan kakinya. Beberapa ratus langkah kemudian ia merasakan sedikit perih di telapak kakinya. Ia sempat berpikir untuk berhenti dan membuka sepatunya.

“Ah, tak usah lah, Cuma kerikil kecil. Kalau aku berhenti nanti akan memperlambat sampai ke puncak. Hawa dingin inilah yang berbahaya bagiku. Kerikil tak ada apa-apanya.” Sang ketua tim meyakinkan dirinya. 

Saat istirahat tiba, sang ketua tim tetap tak mempedulikan kerikil di dalam sepatunya. Bahkan saat tidur ia sengaja tak membuka sepatunya agar bisa terlindungi dari udara dingin yang menusuk. 

Dua hari berlalu. Tiga perempat perjalanan sudah dilalui oleh tim pendaki gunung. Sang ketua tim terlihat berjalan terpincang-pincang. Ia mulai merintih kesakitan. Akhirnya ia berhenti.
Kawan-kawannya membantu membukakan sepatunya. Setelah kaos kaki ketua timnya dibuka, terciumlah bau yang sangat busuk. Anggota tim semakin kaget setelah melihat kaki ketua timnya terdapat lubang luka yang cukup besar dan bernanah. Si pendaki ternama itu pun kaget dan kemudian pingsan.

Akhirnya pendakian dilanjutkan sedangkan ketua tim langsung dikirim ke Rumah Sakit terdekat.  Saat anggota tim pedakian sudah tiba dipuncak, mereka mendengar kabar, bahwa ketua timnya menjalani amputasi kaki. 
***

Sahabat, terkadang kita meremehkan kesalahan atau dosa yang dianggap kecil yang kita perbuat dalam menjalani hidup. Kesalahan sebenarnya adalah kerikil tajam yang terus menggerogoti kaki kita selama perjalanan. Kerikil itu akan membuat “kaki” kita terkoyak dan kemudian terluka. Luka yang dibiarkan menganga akan menjadi sasaran kuman yang bisa membusukkan langkah-langkah kebaikan dan cita-cita mulia kita.

Sahabat,  barangkali kita peduli dengan kesalahan atau masalah besar yang terlihat di depan mata, namun abai menyingkirkan kesalahan kecil yang kita perbuat. Kita mungkin bersikap remeh dengan kesalahan kecil sehingga tidak merasa perlu memperbaikinya segera. Kita mungkin pernah berbuat dosa yang kita anggap kecil dan lupa untuk memohon ampun pada-Nya. Pada akhirnya, kesalahan dan dosa yang kita anggap kecil itu, bisa menjadi perintang kita untuk mendapat kasih sayang-Nya, menjadi penghalang terkabulnya doa-doa kita dan menjadi sebab bertumpuk-tumpuknya masalah yang tak berujung dengan penyelesaian.

Sahabat, waspadalah  dengan “kerikil-kerikil” kesalahan dan dosa dalam hidup kita agar tidak membuat hati kita busuk dan langkah kita terhenti untuk menggapai cita-cita mulia. Bila ada kerikil kecil dalam hidup kita, segera buka hati dan singkirkan dengan memohon ampun pada-Nya, meminta maaf pada yang dizhalimi dan banyak berbuat baik, agar tidak menggoreskan luka dan membusukkan jiwa kita.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar