Dakwah dan Marketing

Keberhasilan dakwah Rasulullah SAW tak lepas dari strategi yang tepat dan manajemen yang professional. Dalam dakwahnya, Rasulullah SAW menerapkan strategi yang jitu dalam pergerakannya. Rasulullah begitu teliti dalam merekrut kader dengan menerapkan segemntasi yang beragam dari segi demografis (umur, jenis kelamin, profesi, pendidikan, dll). Dalam hal profesi kader yang terekrut oleh Rasul SAW dan sahabatnya berasal dari beragam segmen profesi. Dalam dunia modern, dakwah Rasul SAW telah menerapkan prinsip marketing dalam dakwahnya.

Dakwah membutuhkan kekuatan berupa basis sosial yang kuat. Basis sosial (Qoidah Ijtimaiyyah), dimana dakwah tumbuh, berkembang, mendapatkan dukungan dan perlindungan secara kolektif. Segmentasi pertumbuhan dakwah dimulai dari basis pergerakan dimana disitu dibina kader yang siap memikul amanah menggerakkan dakwah (Qoidah harokiyah). Setelah itu dakwah harus meluas ke radius basis sosial yang secara operasional dapat memperkuat dukungan dakwah (Qoidah Ijtimayiyah). Lalu dukungan yang meluas ini akan menjadi kekuatan untuk merajut kekuatan ummat sehingga dakwah dapat diterima oleh mereka (Al- Ummah).

Dalam membina basis sosial diperlukan tiga kekuatan utama yaitu :

1. Kekuatan Sumberdaya Manusia, baik secara individu (fardiyyah) maupun kolektif (ijtimaiyyah). Kekuatan kolektif adkwah diarahkan pada Ro’yul aam al-islamiy (tercipta opini umum yg islami), Bi’ah Islamiyah (tercipta lingkungan yg islami) dan Bi’ah Harokiyyah : tercipta lingkungan pergerakan dan jihad
2. Kekuatan Asset – Logistik – Harta
3. Tingkat Penerimaan Sosial dengan tingkatan yaitu
Tasamuh : Toleran
Ta’athuf : Simpati
Mahabbah : Cinta
Ta’yid : Mendukung 

Dalam Marketing yang dapat diaplikasikan dalam manajemen dakwah terdapat tiga kunci fundamental yang menentukan keberhasilannya yaitu :
  1. Generating Consumer Insight
  2. Segmentation - customized marketing program
  3. The Power of Differentiation
Customer insight diartikan sebagai “Great Brand comes from Great Insight”. Adapun “insight” sendiri dimaknai dengan “a penetrating discovery into consumer needs, motivation or desires that can be applied to create growth”. Memahami insight dalam dakwah  berarti memahami kebutuhan, motivasi dan keinginan yang dapat membuat obyek dakwah berkembang atau berubah.

Secara terinci dalam memahami “insight” perlu dipahami pula sebuah istilah yang disebut Insight TRINITY yang terdiri atas :

1. Consumer truth yaitu fakta nyata akan kebiasaan konsumen.
2. Consumer need yaitu kebutuhan konsumen yang terkait dengan consumer truth, biasanya merupakan motivasi atau tujuan dari seseorang melakukan sesuatu.
3. Consumer friction yaitu hal yang belum bisa dipenuhi dari apa yang diinginkan  konsumen.
Sebuah contoh yang bisa diberikan untuk memahami insight bisa disimak dua kasus dibawah ini: 
Bottled water (terciptanya produk air mineral kemasan).
1.Consumer Truth: Saya  minum air putih 8 gelas sehari
2.Consumer Need : agar saya tetap sehat dan bugar
3.Consumer Friction: tapi saya merasa sulit untuk mendapatkan air putih yang murni dan sehat ketika saya dalam perjalanan di luar rumah atau kantor

No-time for taklim (Merancang program pengajian)
1.Consumer Truth: Saya berusaha melaksanakan kewajiban dalam Islam dg rutin; sholat, puasa dan zakat khususnya
2.Consumer Need : Saya perlu juga mendalami Islam secara lebih komprehensif
3.Consumer Friction: tapi saya rasanya sulit bagi waktu, karena sibuk dg rutinitas yang lain (bekerja atau kuliah)
Setelah memahami Customer Insight maka segmentasi bisa dibuat sesuai karakter dan kebiasaan obyek dakwah.

Langkah penting berikutnya dalam “marketing” program dakwah adalah Differensiasi program. Perumusan diferensiasi program dakwah terkait dengan Marketing Communication Strategy, yaitu strategi komunikasi marketing yang tepat dan efisien.

Sebuah rumusan umum yang telah diterpkan dalam dunia marketing bahwa JANJI (POSITIONING) akan dipahami dan dipercaya jika memiliki DIFFERENSIASI yang kuat. Dalam marketing, komunikasi bermakna membangun pencitraan. Pencitraan yang kuat akan mempengaruhi daya tarik orang akan menyukai, membeli dan menjadi pelanggan dari sebuah produk. Maka dalam dakwah, startegi komunikasi program yang teapat akan menentukan sejauh mana dakwah dapat diterima, disukai dan didukung perluasannya oleh masyarakat.

Dalam setiap komunikasi program dakwah harus memperhatikan tiga hal yaitu :
1. Content (what to offer)
2. Context (How to offer)
3. Competencies/Enablesr (Why should I believe it)

“It is better to be a little of something, than a lot of nothing” (Al-Ries on Law of Differentiation)
YES WE CAN.....

Selamat merancang dan melaksanakan program dakwah di lingkungan mahasiswa Pascasarjana IPB. Semoga Allah memberkahi dan memberi petunjuk-Nya pada kita. Amin. 

* Disarikan dari Materi Upgrading Pengurus Himmpas IPB, Jumat 22 April 2011 di Aula Asma Masjid Al Hurriyah IPB

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar