Manajemen Waktu Muslimah Ilmuan


*Oleh Tim Departemen Kemuslimahan Himmpas IPB

Di akhirat kelak, waktu adalah salah satu yang akan dipertanyakan Allah kepada manusia. Sebagaimana Hadist riwayat Tirmizi: ” Tidak akan bergeser telapak kakinya di hadapan  Rabb-nya hingga ditanya tentang lima perkara; umurnya untuk apa ia gunakan, masa mudanya untuk apa ia habiskan, hartanya dari mana ia dapatkan dan untuk apa ia belanjakan, dan apa yang ia perbuat dengan ilmu-ilmu yang telah ia ketahui”.   

Pentingnya memperhatikan tentang waktu sebagaimana Ali Muhammad Bin Idris Asy Syafii menegaskan tentang kedudukan surat al’ashr beliau berkata“sekiranya manusia mau memperhatikan kandungan surat ini, niscaya surat ini akan mencukupkan baginya”
Alqur’an, Surat Al’Ashr:
(1)Demi masa, (2)Sesungguhnya, manusia berada dalam kerugian, (3)Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasehati untuk kebenaran dan saling menasehati untuk kesabaran.

Dalam surah pendek yang hanya terdiri atas 3 ayat ini, tercermin pedoman yang lengkap bagi kehidupan manusia sebagaimana yang dikehendaki Islam. Tampaklah rambu-rambu paradigma keimanan dengan hakikatnya yang sempurna dalam bentuk yang sangat jelas dan detil.

Keutamaan Surat Al ‘Ashr, Al Imam Ath Thabrani menyebutkan dari Ubaidillah bin Hafsh, ia berkata: “Jika dua shahabat Rasulullah bertemu maka keduanya tidak akan berpisah kecuali setelah salah satu darinya membacakan kepada yang lainnya surat Al ‘Ashr hingga selesai, kemudian memberikan salam.”

Seorang muslimah ilmuan yang mempunyai tanggung jawab yang cukup besar baik dalam keluarga maupun dalam masyarakat, dituntut agar mampu mengelola waktu dengan baik. Seorang muslimah ilmuan harus mampu memposisikan diri di tengah keluarga dan di dunia kerja atau di dunia pendidikan. Semoga!

*Catatan Laptop Muslimah (Jumat, 29 April 2011)
Pembicara: Ibu Dr. Irma Isnafia

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

MEMBANGUN ORIENTASI MASA DEPAN

Kajian Al Qur’an Surat Al Muddatstsir : 32-47

32. Sekali-kali tidak, demi bulan,
33. Dan malam ketika telah berlalu,
34. Dan subuh apabila mulai terang.
35. Sesungguhnya Saqar itu adalah salah satu bencana yang Amat besar,
36. Sebagai ancaman bagi manusia.
37. (yaitu) bagi siapa di antaramu yang berkehendak akan maju atau mundur.
38. Tiap-tiap diri bertanggung jawab atas apa yang telah diperbuatnya,
39. Kecuali golongan kanan,
40. Berada di dalam syurga, mereka tanya menanya,
41. Tentang (keadaan) orang-orang yang berdosa,
42. "Apakah yang memasukkan kamu ke dalam Saqar (neraka)?"
43. Mereka menjawab: "Kami dahulu tidak Termasuk orang-orang yang mengerjakan shalat,
44. Dan Kami tidak (pula) memberi Makan orang miskin,
45. Dan adalah Kami membicarakan yang bathil, bersama dengan orang-orang yang membicarakannya,
46. Dan adalah Kami mendustakan hari pembalasan,
47. Hingga datang kepada Kami kematian". 

Bila kita perhatikan kandungan isi Al Qur’an maka kita akan menemukan banyak ayat yang menjelaskan tentang hari akhir (yaumil akhir). Ayat-ayat tersebut banyak bercerita tentang kabar gembira bagi orang-orang beriman atas apa yang telah mereka kerjakan selama hidup di dunia dengan ganjaran berupa kenikmatan yang akan didapatkan di surga. Sebaliknya kita juga akan menemukan begitu banyak peringatan yang Allah berikan bagi orang-orang yang ingkar terhadap Allah SWT dengan ganjaran siksa yang pedih dan menyedihkan di neraka.

Banyaknya ayat yang berhubungan dengan yaumil akhir memberikan pengingatan bagi orang-orang yang beriman bahwa dalam menjalani kehidupan dituntut untuk hidup dengan bertanggung jawab. Kehidupan yang dijalani bukanlah hidup yang asal-asalan, tidak terkendali, dan tanpa tujuan yang jelas. Setiap tindakan yang dilakukan selama di dunia tentu akan diminta pertanggungjawabannya di akhirat kelak.

Rasulullah SAW dalam salah satu hadits menegaskan kepada kita bahwa minimal ada empat hal yang akan dipertanggungjawabkan di akhirat nanti. Dari Mu’adz bin Jabal r.a, Rasulullah SAW bersabda : Dua kaki seorang hamba tidak akan berpindah (dari tempatnya berpijak nanti pada hari kiamat) sehingga dia ditanya tentang empat perkara  : Tentang umurnya, kemana saja dia habiskan; tentang masa mudanya, dengan apa dia gunakan; tentang hartanya, dari mana dia mendapatkannya dan untuk apa dia belanjakan; dan tentang ilmunya, apa yg dia perbuat dengan ilmunya itu ( Hadis Riwayat At Thabrani dan Al Bazzar).

Usia tidak lain adalah waktu yang kita jalani dalam kehidupan. Setiap detik yang dijalani manusia akan diminta pertanggungjawabannya tentang kemana saja ia dihabiskan. Orang yang sudah memahami pentingnya usia yang diberikan Allah tak akan banyak membuang waktu yang ada dengan pekerjaan yang sia-sia dan melenakan. Sebaliknya ia akan menggunakan waktu secara bijak sehingga mampu melahirkan karya-karya produktif yang bernilai pahala di sisi Allah SWT.

Ada ungkapan yang menyatakan bahwa ‘akhir yang baik mesti diawali dengan permulaan yang baik’. Melahirkan orang-orang yang baik tentu bukan tanpa proses. Masa muda merupakan saat yang tepat karena pada masa inilah terjadi pembentukan karakter yang akan menentukan akan jadi apa orang tersebut nantinya. Dari hadits Rasulullah SAW di atas tersirat sebuah pesan akan pentingnya masa muda yang diisi dengan proses pemibinaan yang benar sesuai tuntutan Allah SWT sehingga masa muda tidak menjadi investasi yang buruk bagi masa depan. 

Tentang harta, pada hadits di atas tersimpan pesan yang tegas untuk menolak sistem ekonomi yang hanya mementingkan pemuasan kebutuhan manusia tanpa menghiraukan sumber dan cara membelanjakannya. Pemahaman akan hadits ini juga akan menafikkan kebanyakan sistem ekonomi konvensional yang hanya mengatur bagaimana orang mendapatkan hartanya sedangkan untuk masalah bagaimana mereka menghabiskan hartanya menjadi urusan masing-masing karena dianggap ia berhak sepenuhnya atas harta yang dimilikinya tersebut. Berbeda dengan sistem konvensional, ekonomi yang diajarkan islam mengatur tidak hanya bagaimana mendapatkan harta tapi juga bagaimana pemanfaatannya. Sehingga seorang muslim yang sudah memahami hal ini akan memiliki mind set bahwa ia bukan hanya memenuhi kebutuhannya di dunia tapi juga berinvestasi untuk akhirat dengan hartanya tersebut.

Tentang ilmu, kita tidak akan ditanya seberapa banyak ilmu yang kita miliki atau seberapa tinggi gelar pendidikan yang kita peroleh. Pertanyaan yang akan muncul adalah bagaimana kita memanfaatkan ilmu tersebut. Apa kemaslahatan yang kita hadirkan dengan ilmu yang kita miliki? Pertanyaan ini akan menghilangkan model orang yang hanya pintar untuk dirinya sendiri tetapi tidak bermanfaat bagi lingkungannya. Sepantasnya orang yang berilmu harus memberikan manfaat yang lebih besar dibandingkan yang tidak sehingga bingkai yang terbentuk bagi setiap penuntut ilmu adalah ‘ilmu untuk tanggung jawab’.

Selain tentang hidup yang bertanggung jawab, pelajaran lain yang dapat kita tarik dari banyaknya ayat yang bercerita tentang yaumil akhir adalah melatih orang-orang yang beriman berfikir bukan hanya untuk saat ini tetapi memikirkan untuk masa depan.

Allah SWT berfirman dalam Al Qur’an surat A Hasyr : 18
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah Setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.

Pada ayat di atas Allah SWT menggunakan dua kata ‘taqwa’. Hal ini menunjukan adanya penekanan yang sangat penting terhadap kandungan ayat tersebut yaitu untuk memperhatikan apa yang telah kita lakukan bagi hari esok (akhirat). Kita diajak untuk hidup bukan hanya hari ini tetapi juga mempersiapkan hari esok untuk esok yang lebih jauh lagi yaitu akhirat.

Pada ayat lain misalnya, Allah meminta kita untuk tidak meninggalkan generasi yang lemah setelah kita. Allah SWT berfirman dalam Al Qur’an surat An Nisa : 9
Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan Perkataan yang benar.

Allah SWT memerintahkan kepada kita agar mempersiapkan masa depan anak-anak kita terutama dengan memberikan dasar pemahaman yang benar terhadap Islam sebagai pondasi kehidupannya melalui proses pembinaan yang tepat. Tidak cukup hanya itu, kita juga diminta untuk mempersiapkan anak-anak kita agar mampu menghadapi kondisi kehidupannya di masa akan datang  seperti halnya yang diajarkan Rasulullah SAW untuk mendidik anak sesuai dengan zamannya. Orang tua diajak untuk tidak hanya mendidik anaknya berdasarkan kondisinya saat ini karena tentu pendidikan yang semacam itu tidak akan mampu menjawab tantangan masa depan.

Firman Allah dalam Al Qur’an surat Al Muddatstsir : 40-46 memberikan gambaran kepada kita tentang sebab dan akibat yang berkaitan antara dunia dan akhirat. Gambaran tersebut dapat kita jumpai melalui dialog antara penghuni surga dan neraka.

40. Berada di dalam syurga, mereka tanya menanya,
41. Tentang (keadaan) orang-orang yang berdosa,
42. "Apakah yang memasukkan kamu ke dalam Saqar (neraka)?"
43. Mereka menjawab: "Kami dahulu tidak Termasuk orang-orang yang mengerjakan shalat,
44. Dan Kami tidak (pula) memberi Makan orang miskin,
45. Dan adalah Kami membicarakan yang bathil, bersama dengan orang-orang yang membicarakannya,
46. Dan adalah Kami mendustakan hari pembalasan,
47. Hingga datang kepada Kami kematian".

Dunia harus difahami sebagai panggung amal (Daarul ‘amal) sedangkan akhirat merupakan tempat pembalasan (Daarul Jaza) dari apa yang telah dikerjakan selama di dunia. Dari dialog antara penghuni neraka dan surga pada ayat di atas terlihat jelas bahwa orang-orang yang mendapatkan balasan neraka adalah orang-orang yang mengabaikan amal-amal sholeh selama di dunia dan tidak meyakini bahwa kelak akan ada pembalasan terhadap apa yang mereka kerjakan. Dengan kata lain mereka adalah orang-orang yang tidak meliki orientasi akhirat. Kita harus menyadari bahwa dunia hanyalah persinggahan. Kematian bukanlah akhir tetapi awal dari kehidupan akhirat.

Bila kita sedikit mudur ke Q.S. Al Muddatstsir : 32-34 maka kita akan menemukan bahwa Allah bersumpah dengan alam ciptaan-Nya.
32. Sekali-kali tidak, demi bulan,
33. Dan malam ketika telah berlalu,
34. Dan subuh apabila mulai terang.

Kita juga bisa menemukan model ayat seperti ini pada surat lain dimana Allah SWT juga bersumpah dengan ciptaan-Nya. Adanya ayat seperti ini memberikan penekanan kepada kita untuk mempelajari ciptaan Allah SWT dalam rangka meninkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada-Nya.
Allah SWT berfirman dalam surat Ali Imran : 190-191
190. Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal,
191. (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan Kami, Tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha suci Engkau, Maka peliharalah Kami dari siksa neraka.

Orang-orang yang beriman akan mampu menyelami pemaknaan terhadap fenomena-fenomena yang ada di sekelilingnya. Ia tidak akan berhenti pada penjelasan-penjelasan sains dan logika semata tetapi jauh pada itu ia mampu menemukan Allah sebagai tujuan pencariannya.

Dengan orientasi hidup yang jelas, orang-orang beriman akan mampu menyikapi segala permasalahan dengan pemahaman yang utuh dan terlepas dari sekulerisme yang memisahkan dunia dan akhiratnya. Ia akan terdorong untuk mengunakan dunia untuk mencapai tujuan akhirat. Insya Allah orang-orang inilah yang akan mampu mencapai tujuan akhirnya dengan selamat.

Wallau’alam Bishowab
Disusun oleh Jati Sumarto Putro
Berdasarkan taujih Ust. Prof. Dr. Didin Hafiduddin pada kajian Rabuan
Tanggal 27 April 2011, pkl 07.00-07.45, di Ruang Aula Masjid Al Hurriyyah
PSDM HIMMPAS IPB 

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Pelantikan Pengurus HIMMPAS IPB *Inspirasi (Periode 2011)




  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Dakwah dan Marketing

Keberhasilan dakwah Rasulullah SAW tak lepas dari strategi yang tepat dan manajemen yang professional. Dalam dakwahnya, Rasulullah SAW menerapkan strategi yang jitu dalam pergerakannya. Rasulullah begitu teliti dalam merekrut kader dengan menerapkan segemntasi yang beragam dari segi demografis (umur, jenis kelamin, profesi, pendidikan, dll). Dalam hal profesi kader yang terekrut oleh Rasul SAW dan sahabatnya berasal dari beragam segmen profesi. Dalam dunia modern, dakwah Rasul SAW telah menerapkan prinsip marketing dalam dakwahnya.

Dakwah membutuhkan kekuatan berupa basis sosial yang kuat. Basis sosial (Qoidah Ijtimaiyyah), dimana dakwah tumbuh, berkembang, mendapatkan dukungan dan perlindungan secara kolektif. Segmentasi pertumbuhan dakwah dimulai dari basis pergerakan dimana disitu dibina kader yang siap memikul amanah menggerakkan dakwah (Qoidah harokiyah). Setelah itu dakwah harus meluas ke radius basis sosial yang secara operasional dapat memperkuat dukungan dakwah (Qoidah Ijtimayiyah). Lalu dukungan yang meluas ini akan menjadi kekuatan untuk merajut kekuatan ummat sehingga dakwah dapat diterima oleh mereka (Al- Ummah).

Dalam membina basis sosial diperlukan tiga kekuatan utama yaitu :

1. Kekuatan Sumberdaya Manusia, baik secara individu (fardiyyah) maupun kolektif (ijtimaiyyah). Kekuatan kolektif adkwah diarahkan pada Ro’yul aam al-islamiy (tercipta opini umum yg islami), Bi’ah Islamiyah (tercipta lingkungan yg islami) dan Bi’ah Harokiyyah : tercipta lingkungan pergerakan dan jihad
2. Kekuatan Asset – Logistik – Harta
3. Tingkat Penerimaan Sosial dengan tingkatan yaitu
Tasamuh : Toleran
Ta’athuf : Simpati
Mahabbah : Cinta
Ta’yid : Mendukung 

Dalam Marketing yang dapat diaplikasikan dalam manajemen dakwah terdapat tiga kunci fundamental yang menentukan keberhasilannya yaitu :
  1. Generating Consumer Insight
  2. Segmentation - customized marketing program
  3. The Power of Differentiation
Customer insight diartikan sebagai “Great Brand comes from Great Insight”. Adapun “insight” sendiri dimaknai dengan “a penetrating discovery into consumer needs, motivation or desires that can be applied to create growth”. Memahami insight dalam dakwah  berarti memahami kebutuhan, motivasi dan keinginan yang dapat membuat obyek dakwah berkembang atau berubah.

Secara terinci dalam memahami “insight” perlu dipahami pula sebuah istilah yang disebut Insight TRINITY yang terdiri atas :

1. Consumer truth yaitu fakta nyata akan kebiasaan konsumen.
2. Consumer need yaitu kebutuhan konsumen yang terkait dengan consumer truth, biasanya merupakan motivasi atau tujuan dari seseorang melakukan sesuatu.
3. Consumer friction yaitu hal yang belum bisa dipenuhi dari apa yang diinginkan  konsumen.
Sebuah contoh yang bisa diberikan untuk memahami insight bisa disimak dua kasus dibawah ini: 
Bottled water (terciptanya produk air mineral kemasan).
1.Consumer Truth: Saya  minum air putih 8 gelas sehari
2.Consumer Need : agar saya tetap sehat dan bugar
3.Consumer Friction: tapi saya merasa sulit untuk mendapatkan air putih yang murni dan sehat ketika saya dalam perjalanan di luar rumah atau kantor

No-time for taklim (Merancang program pengajian)
1.Consumer Truth: Saya berusaha melaksanakan kewajiban dalam Islam dg rutin; sholat, puasa dan zakat khususnya
2.Consumer Need : Saya perlu juga mendalami Islam secara lebih komprehensif
3.Consumer Friction: tapi saya rasanya sulit bagi waktu, karena sibuk dg rutinitas yang lain (bekerja atau kuliah)
Setelah memahami Customer Insight maka segmentasi bisa dibuat sesuai karakter dan kebiasaan obyek dakwah.

Langkah penting berikutnya dalam “marketing” program dakwah adalah Differensiasi program. Perumusan diferensiasi program dakwah terkait dengan Marketing Communication Strategy, yaitu strategi komunikasi marketing yang tepat dan efisien.

Sebuah rumusan umum yang telah diterpkan dalam dunia marketing bahwa JANJI (POSITIONING) akan dipahami dan dipercaya jika memiliki DIFFERENSIASI yang kuat. Dalam marketing, komunikasi bermakna membangun pencitraan. Pencitraan yang kuat akan mempengaruhi daya tarik orang akan menyukai, membeli dan menjadi pelanggan dari sebuah produk. Maka dalam dakwah, startegi komunikasi program yang teapat akan menentukan sejauh mana dakwah dapat diterima, disukai dan didukung perluasannya oleh masyarakat.

Dalam setiap komunikasi program dakwah harus memperhatikan tiga hal yaitu :
1. Content (what to offer)
2. Context (How to offer)
3. Competencies/Enablesr (Why should I believe it)

“It is better to be a little of something, than a lot of nothing” (Al-Ries on Law of Differentiation)
YES WE CAN.....

Selamat merancang dan melaksanakan program dakwah di lingkungan mahasiswa Pascasarjana IPB. Semoga Allah memberkahi dan memberi petunjuk-Nya pada kita. Amin. 

* Disarikan dari Materi Upgrading Pengurus Himmpas IPB, Jumat 22 April 2011 di Aula Asma Masjid Al Hurriyah IPB

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Sambutan Ketua Himmpas IPB pada Musyawarah Kerja Himmpas IPB 2011


Jumat, 22 April 2011 di Aula Asma Masjid Al Huriyah IPB Darmaga Bogor.

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Bada Tahmid dan Shalawat.

Pagi yang cerah dan berbahagia ini, kita panjatkan syukur terbaik pada Allah SWT yang telah merekatkan shilaturahim, menjalin potensi terbaik dari orang beriman di Pascasarjana IPB dan membangun sinergi untuk memuliakan Islam sebagai Agama Rahmatan Lil ‘Alamin.

Kami ucapkan terima kasih dan penghargaan yang tinggi atas kehadiran Bapak Dekan Sekolah Pascasarjana IPB. Kehadiran Bapak merupakan sejarah tersendiri bagi Himmpas IPB dimana pada masa sebelumnya tidak ada partisipasi langsung dari pimpinan SPs IPB.  Dihaturkan terima kasih kepada Ketua DKM Al Hurriyah, sebagai lembaga yang bersedia memayungi kami dan para Pembina Himmpas IPB yang terus memotivasi kami untuk terus bekerja secara lebih baik. Ucapan terima kasih juga kepada Ketua Forum Mahasiswa Pascasarjana (Forum Wacana) IPB yang bisa hadir dan akan menjadi mitra strategis kami dalam pembinaan mahasiswa. Kepada rekan-rekan dari Ketua Lembaga Dakwah Kampus Alhurriyah IPB dan para Ketua Lembaga Dakwah Fakutas di seluruh IPB, insya Allah ini merupakan awal yang sangat penting untuk bersinergi meluaskan nilai kebaikan dan kemanfaatan bagi Kampus Tercinta ini. Tak lupa kepada seluruh Pengurus Himmpas IPB, pejuang Himmpas IPB, yang tak kenal lelah melakukan Syuting (Syuro Penting) secara maraton untuk mempersiapkan Musyawarah Kerja (Muker) ini.

Hadirin yang dirahmati Allah SWT

Sebagai perkenalan,  Himmpas IPB merupakan singkatan dari Himpunan Mahasiswa Muslim Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Himmpas IPB yang didirikan sejak 1 April 2002 dan kini berusia 9 (sembilan) tahun merupakan salah satu organisasi mahasiswa di lingkungan Sekoah Pascasarjana (SPs) IPB yang terus berusaha berperan mendorong lahirnya lulusan SPs IPB yang memiliki integritas moral, keilmuan maupun kepekaan sosial yang tinggi. Himmpas IPB juga berupaya menjadi wadah shilaturahim, merekat persaudaraan, berbagi ilmu dan pengalaman serta mesinergikan potensi mahasiswa Pascasarjana IPB untuk menyemai aktivitas positif dan menebar manfaat bagi anggotanya.

Himmpas IPB memiliki Visi yaitu terwujudnya Sumberdaya Manusia (SDM) yang profesional dan mampu berpikir secara kritis menuju terwujudnya kepemimpinan dan intelektual muslim yang berakhlak islami. Melalui visi itu, Himmpas IPB berusaha merancang dan menjalankan program agar mahasiswa muslim menjadi sosok teladan yang bisa menjadi rujukan dalam studi dan kehidupan sosial. Kami menginginkan bahwa aktifis Himmpas IPB, baik pengurus maupun anggotanya, bisa menjadi rujukan dalam studi dengan memiliki IPK (Indeks Prestasi Kumulatif)  yang tinggi, masa studi yang relatif cepat dan penelitian yang bermanfaat. Selain itu, aktifis Himmpas IPB  kami dorong juga untuk menjadi penggerak dalam upaya mencari solusi permasalahan baik di lingkungan kampus maupun di luar kampus IPB.

Hadirin yang dirahmati Allah SWT

Harapan Himmpas IPB yang besar ini, bisa terwujud dengan dukungan dan kerja sama berbagai potensi baik itu SDM, pendanaan, kebijakan Sekolah Pascasatrjana maupun jejaring organisasi kemahasiswaan di kampus IPB yang memiliki Visi dan Misi yang sama. Selama ini Himmpas digerakkan oleh SDM yang memiliki keterbatasan ruang dan gerak serta dana yang minim. Kami bergerak mengisi waktu-waktu dimana sebagian besar mahasiswa berlibur, bersantai dengan keluarga, mempertajam kualitas bacaan dan tugas kuliah atau menyempurnakan tugas akhir. Dana kami, kami sisihkan dari usaha kecil dan kantong sendiri. Kas kami adalah dari kantong kami sendiri. Alhamdulillah, atas pertolongan Allah, Sampai saat ini aktifis Himmpas IPB tidak ada yang bermasalah. Kami masih bisa eksis dan terus bekerja untuk meraih mimpi kami. Bekerja karena Allah untuk IPB yang slealu mencari dan memberi yang terbaik.

Musyawarah Kerja ini merupakan momentum yang sangat penting bagi kami untuk bergerak secara terorganisir dan mengajak elemen potensi dakwah di kampus ini bersama-sama mewujudkan visi bersama. Kehadiran Bapak dan rekan sekalian membuat kami semakin bersemangat untuk bekerja. Pada Muker Himmpas IPB 2011 ini, panitia juga memberi layanan bagi peningkatan kapasitas pengurus untuk bekerja secara professional dalam berdakwah melalui training Marketing Dakwah. Diharapkan training ini tidak hanya bermanfaat saat pesertanya menjadi pengurus Himmpas namun bisa juga berguna meningkatkan nilai secara pribadi. Setelah program kerja yang dirancang disepakati dalam Muker ini, Allah kami sudah memiliki panduan tertulis dalam bekerja dan menuliskan apa yang telah dikerjakan. Di akhir Muker ini, kami juga akan membuat rekomendasi yang berisi himbauan dan penyikapan terhadap kondisi dan permasalahan khususnya di lingkungan Mahasiswa SPs IPB.

Hadirin yang dirahmati Allah SWT

Pada kesempatan yang berbahagia ini, sengaja kami mengundang berbagai elemen baik pihak Dekanat, Para Dosen, Perwakilan Organisasi Mahasiswa Pascasarjana dan mahasiswa S1 untuk nantinya bisa berjamaah untuk mendukung terwujudnya SDM yang berkualitas dan memiliki integritas moral yang tinggi. Semoga ini merupakan pertemuan yang diberkahi oleh Allah karena keberkahan ada dalam jamaah. Keberkahan Alah turun pada golongan orang-orang yang saling bersinergi, berkoordinasi dan berkolaborasi. Sebaliknya Allah akan memberi fitnah dan kerugian yang besar pada golongan orang yang tidak peduli, saling melemahkan, mencari kelemahan dan tidak menghargai kontribusi.
Semoga Allah memudahkan dan meridlai langkah kita.

Walahu’alam bishshowab
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS